Rss

19 Mei 2014

Sandor Kocsis

Sándor Kocsis Péter (21 September 1929 – 22 Juli 1979) adalah seorang pesepak bola Hungaria yang bermain untuk Ferencváros TC, Budapest Honvéd, Young Fellows Zürich, FC Barcelona dan Hungaria. Pada 1950an, bersama dengan Ferenc Puskás, Zoltán Czibor, József Bozsik dan Nándor Hidegkuti, ia menjadi anggota Mighty Magyars. Setelah Revolusi Hungaria 1956, ia berpindah ke Spanyol dimana ia menjadi anggota tim FC Barcelona pada akhir 1950an.

Just Fontaine

Just Fontaine lahir di Marrakech, Maroko, 18 Agustus 1933 adalah mantan pemain sepak bola Perancis. Ia memegang rekor pencetak gol terbanyak dalam satu turnamen Piala Dunia FIFA dengan 13 gol, yang ia cetak pada Piala Dunia FIFA 1958.
Fontaine memulai karier profesional di USM Casablanca di Maroko, di mana ia bermain dari 1950 hingga 1953. Ia direkrut Nice pada tahun 1953. Di sana, Fontaine mencetak 44 gol dalam tiga musim bersama Nice. Fontaine lalu pindah ke Stade de Reims untuk menggantikan Raymond Kopa, di mana ia mencetak 121 gol dalam enam musim. Jika dijumlah, Fontaine mencetak 165 gol dalam 200 pertandingan di Ligue 1 (Liga Perancis), dan dua kali menjuarainya (1958 dan 1960).
Di tim nasional Perancis, statistik Fontaine lebih hebat lagi. Pada debutnya pada 17 Desember 1953, Fontaine mencetak hattrick saat Perancis mengalahkan Luxemburg 8-0. Dalam tujuh tahun, ia mencetak 30 gol dalam 21 kali penampilan. Penampilannya yang paling mengesankan adalah pada Piala Dunia 1958, saat ia melesakkan 13 gol yang masih menjadi rekor hingga saat ini, termasuk mencetak 4 gol saat melawan Jerman Barat yang merupakan juara bertahan.
Fontaine memainkan pertandingan terakhirnya pada Juli 1962. Ia pensiun awal karena cedera yang terus menghantuinya. Tahun 1967 ia sempat melatih tim nasional Perancis, namun setelah hanya dua pertandingan (yang berakhir dengan kekalahan) ia didepak dari jabatannya.

18 Mei 2014

Diego Maradona

Diego Armando Maradona lahir di Buenos Aires, Argentina, 30 Oktober 1960 adalah mantan pesepak bola legendaris Argentina. Maradona menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk Argentina Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk dalam deretan pesepakbola terbaik abad ini bersama dengan Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri.
  
Karier
Pada usia 10 tahun bakat sepakbolanya ditemukan oleh pemandu bakat klub Agentinos Juniors. 2 tahun kemudian dia menjadi maskot klub tersebut bernama Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang mana dia bertugas untuk menghibur penonton dengan keterampilan sepakbolanya saat jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina, Argentinos Juniors. Bakatnya tercium sampai ke Inggris saat klub Sheffield United mencoba mentransfernya seharga 180.000 poundsterling. Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling dimana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.

FC Barcelona

Setelah Piala Dunia 1982, ia kemudian ditransfer ke FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling, yang merupakan rekor dunia pada saat itu. Disana bersama pelatih César Luis Menotti, Maradona memenangkan Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan FC Barcelona, Real Madrid, dan Piala Super Spanyol, mengalahkan Athletic de Bilbao. Kariernya di FC Barcelona mengalami beberapa kendala, pertama adalah ketika Maradona divonis mengidap penyakit hepatitis, kemudian cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea dimana hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepakbola. Selain itu dia juga kerap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluís Núñez.

Napoli

Maradona lalu ditransfer ke SSC Napoli pada tahun 1984 dan mencapai puncak kariernya dalam sepakbola dimana ia membawa tim tersebut menjadi juara Serie A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli (1986/87 dan kemudian 1989/1990). Dan menjadi runner up Serie A pada tahun 1987/88 dan 1988/89. Selain itu, ia juga membantu Napoli menjuarai Piala Italia pada tahun 1987. Setahun kemudian (musim 88/89), Napoli mengalahkan Vfb Stuttgart untuk menjadi juara Piala UEFA. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam Liga Italia Serie A dengan 15 gol. Maradona juga meraih penghargaan Guerin d'Oro sebagai pemain dengan rating terbaik menurut majalah Italia Guerin Sportivo. Maradona juga tampil dalam acara testimoni untuk Osvaldo Ardilles dalam pertandingan antara Tottenham Hotspurs melawan Inter Milan dimana skor akhirnya 2-1 untuk kemenangan Spurs. Dalam pertandingan itu Glenn Hoddle merelakan kaos nomor 10 miliknya untuk dipakai oleh Maradona. Namun dibalik kehebatannya tersebut, justru di Italia Maradona semakin terpuruk dalam dunia hitam. Kebiasaannya mengonsumsi kokain semakin memburuk dan berkali-kali di denda oleh kubnya karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan stress.

Sevilla, Newells Old Boys & Boca Juniors

Kariernya kemudian menurun setelah itu. Ia terbukti menggunakan doping pada tahun 1991[rujukan?] dan dilarang bermain sepakbola selama 15 bulan. Setelah bebas, ia melakukan comeback bersama Sevilla namun dipecat setahun kemudian. Ia lalu kembali ke Argentina dan bermain bersama Newell's Old Boys selama 5 pertandingan sebelum lagi-lagi dilarang bermain selama 15 bulan karena kembali diketahui doping saat Piala Dunia 1994 berlangsung.
Setelah sempat menjadi pelatih bagi Deportivo Mandiyú (1994) dan Racing Club (1995) dan mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca Juniors antara tahun 1995 dan 1997, ia akhirnya pensiun pada 30 Oktober 1997.

Karier Internasional


Maradona memulai debutnya bersama Argentina pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada usia 18 tahun Maradona berpartisipasi dalam Piala Dunia Junior yang diselenggarakan di Jepang, dimana Argentina sempat berhadapan dengan Indonesia dengan hasil 5-0. Maradona mencetak 2 gol bersama Ramón Díaz yang mencetak hattrick

Piala Dunia 1982

Maradona melakukan debutnya dalam pentas Piala Dunia pada Piala Dunia 1982. Pada babak penyisihan Argentina yang adalah juara bertahan secara mengejutkan kalah 0-1 oleh Belgia,walaupun begitu Argentina berhasil melaju ke babak kedua turnamen setelah mengalahkan Hongaria 4-1 dan El Salvador 2-0. Di babak berikutnya mereka kembali mengalami kekalahan oleh Italia 1-2 dan Brazil 1-3. Maradona tampil dalam semua pertandingan di Piala Dunia dan mencetak 2 gol. Semuanya di buat dalam pertandingan melawan Hongaria.
  
Piala Dunia 1986
Pertunjukkan kehebatan Maradona {yang ditunjuk menjadi kapten tim} adalah pada saat berlangsungnya Piala Dunia 1986 di Meksiko, di mana hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar sebagai Juara Dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun 1978 di Argentina. Pada Piala Dunia di Meksiko tersebut , Maradona membuat gol terbaik sepanjang masa versi FIFA yaitu ketika Argentina bertemu Inggris di babak perempat final. Pada saat itu Maradona melakukan sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, kemudian melewati 5 orang pemain Inggris (Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Semua itu dilakukan Maradona hanya dalam rentang waktu kurang lebih 10 detik.

Sayangnya, pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan, yang dikatakan Maradona sebagai hasil bantuan "tangan Tuhan". Ia akhirnya mengakui bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja pada 22 Agustus 2005. Total Maradona mencetak 5 gol dan 5 assist dan tidak pernah diganti selama pertandingan Argentina dalam Piala Dunia 1986. Sebagai bentuk penghormatan, maka didirikanlah patung Maradona ketika sedang mencetak gol di depan pintu masuk stadion Stadion Azteca.


Piala Dunia 1990

Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1990 di Italia, Maradona kembali mengkapteni Argentina. Namun penampilan Maradona kurang maksimal dikarenakan cedera lutut sebelum turnamen dimulai. Argentina memulai perjalanannya dalam turnamen ini dengan kurang meyakinkan, hampir tersisih dalam babak awal dan hanya menempati peringkat 3 dalam grup B. Argentina kemudian bertemu musuh bebuyutannya Brasil. Ketika diramalkan akan menderita kekalahan, Maradona tampil sebagai pahlawan dengan mengirimkan umpan untuk diselesaikan oleh Claudio Caniggia. Argentina pun menang 1-0 atas Brasil. Babak selanjutnya Argentina bertemu dengan Yugoslavia dimana pertandingan diselesaikan lewat adu pinalti. Maradona adalah salah satu penendang pinalti yang gagal. Semifinal melawan Italia juga diselesaikan lewat adu pinalti setelah skor 1-1 selama 2x45 menit. Kali ini Maradona berhasil menyarangkan pinalti setelah dengan berani menendang bola pada arah yang sama ketika ia gagal ketika melawan Yugoslavia. Pada pertandingan final sudah menunggu Jerman Barat yang kemudian berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat pinalti yang dicetak oleh Andreas Brehme pada menit ke-85, setelah terjadi pelanggaran kepada penyerang Jerman Barat, Rudi Völler.
 

Piala Dunia 1994

Maradona tampil lagi sebagai kapten untuk Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan Yunani. Ia kemudian tertangkap menggunakan doping, dan dilarang berpartisipasi dalam turnamen. Maradona kemudian menyangkal dirinya sengaja memakai doping dan menuduh adanya konspirasi melawan dirinya oleh Amerika Serikat.

Pascakarier

  • Tahun 2000 Maradona meluncurkan otobiografi nya berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego) yang mana langsung menjadi best seller di Argentina. Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada "rakyat Kuba dan Fidel"
  • Tahun 2001 organisasi sepakbola Argentina(AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan keada Maradona. FIFA tidak mengijinkan hal tersebut.
  • Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003.
  • Pada tahun 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain. Setelah keluar dari rumah sakit, ia melakukan operasi perut pada Maret 2005 untuk mengurangi beratnya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si no. 10).
  • Pada 2008, Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Maradona berhasil membawa timnya menumbangkan Skotlandia 1 - 0 di Glasgow. Skotlandia. Maradona juga menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas. Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Maradona mengantarkan Argentina melaju sampai babak perempat final dimana Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Maradona kemudian dipecat pada bulan Juli 2010.

Gaya Bermain

Maradona memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola. Maradona adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, selain itu dia juga mempunyai skill yang tinggi dalam menguasai bola. Keahliannya yang tinggi dalam menguasai bola, membuatnya mudah melewati para penjaganya. Hal ini dapat dilihat dalam golnya ketika melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Maradona diantaranya adalah melakukan sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya. Lainnya adalah tendangan Rabona yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Ia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas yang akurat dan mematikan. Maradona sebagian besar menggunakan kaki kirinya dalam permainannya, bahkan jika bola berada di sebelah kanannya. Golnya ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Maradona menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.


Penghargaan

Klub

Bendera Argentina Boca Juniors
Bendera Spanyol Barcelona
Bendera Italia Napoli

Negara

Argentina

Pribadi

Hans van Breukelen

Johannes Franciscus "Hans" van Breukelen lahir 4 Oktober 1956 merupakan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Belanda. Dia pernah bermain untuk klub utamanya seperti FC Utrecht, Nottingham Forest, dan PSV.







Di timnas Belanda, dia bermain 73 kali. Hasil terbaiknya adalah membawa negaranya menjadi juara Piala Eropa 1988.

Paolo Rossi

Paolo Rossi (lahir di Santa Lucia, Italia, 23 September 1956 merupakan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Italia. Dia pernah bermain untuk tim Como Calcio, Juventus, Vicenza Calcio, Perugia Calcio, AC Milan, dan Hellas Verona. 

Peraih Ballon d'or 1982, Terbaik Eropah bersama club Juventus.

Di timnas Italia, dia membawa tim itu meraih gelar juara Piala Dunia FIFA 1982.

Igor Belanov

Igor Ivanovich Belanov lahir 25 September 1960 adalah seorang pensiunan pesepak bola Soviet dan Ukraina yang bermain sebagai gelandang penyerang.

Peraih Ballon d'or tahun 1986 saat bermain di club  Dynamo Kiev

Belanov mewakili Uni Soviet di satu Piala Dunia dan satu Kejuaraan Eropa.

Pada 2011, Igor Belanov bersama dengan Oleg Blohin dan Vitaliy Starukhin dijuluki sebagai "legenda sepakbola Ukraina" pada penghargaan Kemenangan Sepak Bola.

Michel Platini

Michel Platini lahir di Jœuf, Perancis, 21 Juni 1955 adalah mantan pemain sepak bola berkebangsaan Perancis yang membawa Juventus meraih gelar juara Piala Champions pada tahun 1985 dia juga merupakan salah satu pemain legendaris Juventus dan juga merupakan pemain yang berpengaruh besar di klub tersebut dalam mengantarkan prestasi di Juventus. 

Ia tiga kali meraih gelar Pemain Terbaik Eropa (1983, 1984, 1985). 


Saat ini ia adalah wakil presiden Federasi Sepak bola Perancis serta merupakan Presiden Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).

Ferenc Puskas


Ferenc Puskás lahir Ferenc Purczeld 1 April 1927 – meninggal 17 November 2006 pada umur 79 tahun) merupakan mantan pemain sepak bola nasional Hongaria. Dia bermain untuk klub Budapest Honvéd FC dan Real Madrid. Selain untuk timnas Hongaria, ia pernah bermain pula untuk Spanyol. Timnas Hongaria di masanya pernah menjadi kekuatan sepak bola dunia di dekade 1950-an. Semasa bermain bersama Real Madrid, ia pernah membawa tim ini tiga kali menjuarai kejuaraan Eropa. Ia berhenti bermain tahun 1967. Ketika wafat, ia mendapatkan penghormatan layaknya pahlawan dan dilakukan di Stadion Nasional. 


Namanya kemudian diabadikan untuk Stadion Puskás Ferenc di Budapest, ibu kota Hongaria.



Blog Archive

My Ping in TotalPing.com
SEO Reports for toplayer-soccer.blogspot.com