Pavel Nedved, lahir 30 Agustus 1972 adalah seorang mantan pemain sepak bola berkebangsaan Republik Ceko, yang bermain sebagai gelandang. Ia adalah salah satu pemain Ceko paling sukses, memenangkan berbagai piala bersama Lazio dan Juventus, termasuk edisi terakhir Piala Winners.
Nedved adalah pemain kunci tim nasional sepak bola Republik Ceko yang mencapai partai final Euro 1996, di mana ia menarik perhatian internasional dan akhirnya menyandang ban kapten. Tersohor karena ketangguhan dan kemampuan mengolah bola yang baik, disertai tembakan yang kuat dan kemampuan mencetak gol, Nedved dijuluki Furia Ceca oleh suporter Italia dan meriam Ceko oleh pers berbahasa Inggris.
Memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada 2003, Nedved menjadi pemain Ceko kedua yang menerima penghargaan ini, dan yang pertama sejak pembubaran Cekoslowakia. Ia juga merupakan penerima penghargaan Golden Foot yang kedua pada 2004 Sepanjang karirnya Nedved telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti pemain Ceko Terbaik Tahun Ini empat kali dan menerima Bola Emas enam kali. Nedved pensiun setelah berakhirnya musim 2008-09, setelah 19 tahun sebagai pemain profesional. Ia bermain 501 kali di level klub dan mencetak 110 gol. Di level internasional, ia 91 kali membela negaranya dan mencetak 18 gol.
Lahir di sebuah kota kecil bernama Cheb dan dibesarkan di kota tetangga Skalná, Nedved memulai karirnya di negara asalnya. Sebagai seorang penggemar sepak bola sejak kecil, Nedved mulai bermain untuk tim di dekat rumahnya, Tatran Skalná, pada tahun 1977, pada usia lima tahun. Ia kemudian pindah ke Ruda Hvězda Cheb pada tahun 1985, tetapi hanya satu musim bermain di sana sebelum pindah ke Skoda Plzeň, klubnya untuk lima tahun ke depan. Nedved mulai bermain untuk Dukla Praha pada 1991, tetapi hanya bermain selama satu musim sebelum bergabung dengan rival sekota Dukla, Sparta Praha, pada 1992 Bersama Sparta, Nedved memenangkan satu Liga Pertama Cekoslowakia, dua Liga Gambrinus dan satu Piala Ceko. [3] Penampilannya di Euro 1996, termasuk satu gol di laga fase Gurp melawan Italia, mulai melambungkan namanya. Meskipun diketahui telah mencapai kesepakatan lisan dengan PSV Eindhoven, Nedved akhirnya angkat kaki dari Sparta menuju klub Serie A Italia, Lazio pada 1996.
Nedved mencetak gol pertamanya di liga ke gawang Cagliari pada 20 Oktober 1996 dan mengakhiri musim 1996-97 dengan tujuh gol. Nedved dengan cepat menjadi bagian penting dari skuat Lazio dan mencetak empat gol di tiga laga awal klub pada musim 1997-98. Lazio mencetak rekor 24 pertandingan tak terkalahkan dari November 1997 sampai April 1998, berakhir di tangan Juventus, dimana Nedved diusir keluar oleh wasit. Musim itu, Lazio menjuarai Coppa Italia 1997-98, dan juga mencapai partai final Piala UEFA 1997-98. Nedved dan Lazio memulai musim 1998-99 dengan memenangkan Supercoppa Italiana; Nedved menjebol gawang Juventus dan Lazio menang 2-1. Ia juga berperan penting dalam perjalanan Lazio memenangkan Piala Winners UEFA yang terakhir, mencetak gol ke gawang Lausanne di putaran pertama dan di dua pertandingan perempatfinal melawan Panionios, dimana mereka menang agregat 7-0. Di final, ia mencetak gol pengunci kemenangan 2-1 atas Mallorca Gol tersebut merupakan gol terakhir di Piala Winners, karena turnamen ini dihapus pada musim berikutnya.
Nedved bermain di Piala Super UEFA 1999 melawan Manchester United. Lazio memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 1-0 Pada musim itu, Lazio memenangkan dwigelar domestik - memenangkan Serie A dan Coppa Italia pada 2000, dimana Nedved berperan penting. Nedved memenangkan Supercoppa untuk kali kedua pada tahun 2000 Bersama Siniša Mihajlović, Nedved diusir di partai perempatfinal Coppa Italia pada Desember 2000, dan pertandingan tersebut berakhir buruk untuk sang jawara bertahan: mereka takluk 5-3 dalam agregat pada Udinese. Nedved bermain di Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya, mencetak gol di partai yang berkesudahan 2-2 melawan Real Madrid di fase grup kedua, tetapi itu tidak cukup untuk meloloskan Lazio ke babak selanjutnya. Di pertandingan terakhir, Nedved dikritik oleh pelatih Leeds United, David O'Leary karena tekel keras terhadap Alan Maybury, meskipun wasit tak menganggapnya sebagai sebuah pelanggaran. Ia akhirnya dijatuhi hukuman larangan bertanding tiga kali di kompetisi Eropa oleh UEFA.
Meskipun Nedved menandatangani kontrak baru yang akan mengikatnya di Olimpico selama empat tahun ke depan pada April 2001, Lazio berusaha untuk menjualnya, bersama dengan Juan Sebastian Veron. Usaha ini memicu protes kepada presiden klub Sergio Cragnotti dari kalangan suporter pada musim panas 2001 Nedved akhirnya dijual ke Juventus, sementara Verón berlabuh di Manchester United.
Selama lima musim bersama Lazio, Nedved dihubung-hubungkan dengan berbagai klub seperti Manchester United dan Chelsea, namun akhirnya memilih untuk bergabung dengan Juventus pada tahun 2001 dengan biaya € 41 juta. Ia dipandang sebagai pengganti Zinedine Zidane, legenda Prancis yang pindah ke Real Madrid pada musim panas yang sama. Nedved bermain secara rutin di skuat Juventus yang memenangkan scudetto pada musim 2001-02 dan 2002-03. Nedved berperan krusial dalam kemenangan juara liga Juventus pada 2003, namun ia juga merupakan sosok yang kontroversial. Ia keluar dari Asosiasi Pesepakbola Italia sebagai bentuk protes pembatasan pemain non-Uni Eropa di Serie A, mengingat negara asalnya belum menjadi anggota UE sampai 2004 Nedved turut membawa Juventus ke final Liga Champions UEFA 2003 melawan Milan, tapi ia tak bisa bermain di final karena terkena akumulasi kartu setelah menerima kartu kuning karena melakukan pelanggaran terhadap gelandang Real Madrid, Steve McManaman di semifinal.
Pada Desember 2003, Nedved terpilih sebagai "Pesepakbola Terbaik Dunia Tahun Ini" versi World Soccer.Pada bulan yang sama, ia memenangkan Ballon d'Or, mengungguli para pesaing lain seperti Thierry Henry dan Paolo Maldini, menjadi pemain Ceko kedua yang memenangkannya setelah Josef Masopust pada 1962. Ia memenangkan penghargaan lain di negara asalnya pada 2004 ketika terpilih sebagai pemenang bola Emas yang diberikan para jrunalis sepak bola di Republik Ceko untuk kali kelima dalam tujuh tahun.
Musim 2004-05 merupakan masa sulit baginya, karena harus beristirahat selama dua bulan karena cedera lutut dan kepala.Situasi ini membuatnya mengancam akan pensiun dari sepak bola pada April 2005.Meskipun Juventus mengakhiri musim dengan menggondol gelar juara liga dan mengulanginya kembali musim berikutnya, gelar -gelar ini dicabut karena skandal calciopoli, dimana Juventus dihukum karena terbukti terlibat dalam skandal pengaturan skor. Skandal ini menyebabkan Juventus didegradasi ke Serie B meskipun merupakan pemuncak klasemen akhir, dan banyak pemain bintang seperti Fabio Cannavaro dan Lilian Thuram meninggalkan klub, dan masa depan mereka yang tersis tak jelas. Setelah Piala Dunia, Nedved membantah rumor kepergiannya dengan menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Juventus kembali ke divisi teratas.Meskipun begitu, satu musim di Serie B tampaknya tak terlalu baik untuknya. Ia dilarang bermain selama lima pertandingan setelahh menerima kartu merah pada laga kontra Genoa pada Desember 2006, yang membuatnya kembali mengancam untuk pensiun. Namun, ia akhirnya tetap bersama Juventus sampai akhir musim, mencetak sebelas gol untuk membantu Si Nyonya Tua menjuarai Serie B 2006-07.Nedvěd bermain dalam sebuah latih tanding pada 2007.
Pada musim 2007-08, Juventus kembali bermain di Serie A. Ia kembali rutin bermain untuk Bianconeri, menjadi pilihan utama untuk posisi sayap kiri dan mencetak dua gol sepanjang musim tersebut. Tapi, ia tak pernah lepas dari kontroversi. Nedved dikecam pada November 2007 setelah tekelnya mematahkan fibula gelandang Inter Milan, Luis Figo. Pada April 2008, Nedved menghabiskan semalam di rumah sakit setelah terkena gegar otak karena berbenturan dengan Roberto Guana dalam laga kontra Palermo.
Nedved mencetak gol perdana Juventus di musim 2008-09 di laga yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Artemio Franchi, kandang Fiorentina. Ia juga mencetak dwigol ke gawang Bologna dalam kemenangan tandang 2-1 pada Oktober 2008 Pada 26 Februari 2009, Nedved mengumumkan bahwa ia akan pensiun di akhir musim. Ia menyatakan pengunduran dirinya bukanlah karena "alasan finansial", tetapi untuk lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarganya. Pada 10 Maret 2009, Nedved diusulkan karena cedera setelah bermain selama 12 menit dalam laga putaran kedua 16 besar Liga Champions melawan Chelsea. Juventus akhirnya kalah agregat 3-2. Ia pensiun di akhir musim, mendapat kehormatan untuk mengenakan ban kapten di laga terakhirnya melawan mantan timnya Lazio dan membantu proses terciptanya gol Vincenzo Iaquinta, yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Juventus.
Nedved mulai bermain untuk tim muda Cekoslowakia pada 1988, mewakili negaranya di tingkat U15 sebelum terus naik ke tim U16, U17 dan U18. Pada tahun 1992, ia tampil pertama kalinya untuk Cekoslowakia U-21, dan terus tampil sebanyak tujuh kali antara tahun 1992 dan 1993.
Nedved tampil pertama kali membela Republik Ceko pada bula Juni 1994, dimana mereka menang 3-1 atas Republik Irlandia. Turnamen utamanya yang pertama adalah Euro 1996, dimana ia mencetak gol internasional pertamanya di tingkat senior dan membantu negaranya mencapai partai final.
Republik Ceko tidak difavoritkan untuk menang atas Jerman di laga perdana mereka; meskipun mendapat dua peluang, Nedved gagal mencetak gol dan Jerman memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-0. Nedved menjadi salah satu dari sepuluh pemain yang mendapat kartu kuning. Namun, Nedved berperan penting dalam membantu pertahanan Ceko, mengusir sebuah tembakan keras dari Christian Ziege keluar lapangan.
Nedved mencetak gol internasional pertamanya di level senior ke gawang Italia, membuat Republik Ceko unggul hanya empat menit setelah peluit dimulainya pertandingan. Meskipun Italia berhasil menyamakan kedudukan di babak pertama, mereka harus bermain dengan sepuluh orang dan Ceko mencetak gol kedua sebelum turun minum. The match ended 2-1. Nedved bermain di laga ketiga fase grup, menghadapi Rusia, tetapi menerima kartu kuning keduanya di kejuaraan tersebut. Republik Ceko berhasil menahan imbang Rusia 3-3 dan melaju ke babak gugur.
Karena akumulasi kartu, Nedved kehilangan kesempatan membela Ceko di partai perempatfinal melawan Portugal. [49] Namun, Ceko berhasil menang tanpanya dan melaju. Di partai semifinal melawan Perancis, Nedved terpilih sebagai man of the match dan Ceko melaju ke partai final setelah memenangkan adu penalti, dengan Nedved menjebol gawang Prancis sebagai eksekutor kedua. Ia dan Ceko kembali bertemu Jerman di final, tetapi kalah 2-1 setelah gol emas yang dicetak Oliver Bierhoff.
Di Euro 2000, Nedved tidak dapat berlatih seperti biasanya karena cedera pergelangan kaki. Di laga perdana Ceko melawan Belanda, tembakan-tembakan Nedved dan Jan Koller selalu membentur tiang sebelum Belanda berhasil mencetak gol kontroversial lewat titik putih sesaat sebelum peluit akhir ditiup. Dan di laga kedua, melawan Prancis, Nedved dilanggar di kotak dua belas pas, memberikan penalti untuk Ceko yang dieksekusi oleh Karel Poborský untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Meskipun berhasil melepaskan beberapa tembakan ke gawang, Nedved gagal menaklukkan kiper Fabien Barthez dan Prancis memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-1. Nedved tampil di laga grup ketiga, melawan Denmark, tetapi kemenangan 2-0 mereka jadi sia-sia dan terpaksa angkat kaki lebih dulu dari turnamen itu. Setelah berakhirnya Euro, Nedved mengambil alih ban kapten tim nasional dari Jiří Němec.
Di Euro 2004 ia berperan penting di laga fase grup kontra Belanda. Tertinggal dua gol setelah 19 menit, Ceko berhasil membalikkan keunggulan menjadi 3-2 dengan Nedved bermain dengan luar biasa. Sembilan pemain, termasuk Nedved, diistirahatkan pada pertandingan melawan Jerman, dimana mereka telah memastikan kelolosan ke babak gugur. Ia menerima kartu kuning di partai perempatfinal melawan Denmark, yang kemudian dibatalkan setelah proses banding. Ini berarti Nedved tidak akan tampil di final jika ia mendapat satu lagi kartu kuning di partai semifinal kontra Yunani dengan asumsi Ceko menang.Nyatanya, Ceko harus bertekuk lutut dari Yunani; Nedved sendiri mengalami cedera lutut dan diusulkan. Setelah kekalahan Nedved mengumumkan pensiun dari sepak bola internasional. Bersama Petr Cech dan Milan Baros, ia terpilih masuk ke dalam Tim Terbaik Turnamen.
Setelah bujukan dari pelatih Karel Bruckner dan rekan-rekan senegaranya, Nedved memutuskan untuk membatalkan pensiunnya untuk menghadapi putaran play-off Piala Dunia 2006 melawan Norwegia, dimana Ceko berhasil menang dan melaju ke putaran final untuk pertama kalinya sejak pecahnya Cekoslowakia. Keikutsertaannya di Piala Dunia sempat nyaris terganjal cedera lutut pada bulan Juni 2006, meskipun pada akhirnya ia tetap bermain.
Di laga pertama, Republik Ceko berhasil menang telak 3-0 atas Amerika Serikat tetapi kehilangan beberapa pemain kunci karena cedera dan akhirnya kalah di dua laga tersisa kontra Ghana dan Italia, dan Ceko akhirnya mengakhiri turnamen di peringkat ketiga grup. Nedved sempat mengira bahwa ia mencetak gol di laga kontra Ghana, tetapi dideklarasikan offside oleh wasit segera setelah ia mulai merayakannya. Nedved mendapat beberapa peluang saat melawan Italia, tetapi berhasil diamankan oleh rekan setimnya di Juventus, Gianluigi Buffon. Nedved akhirnya mengumumkan pensiun dari sepak bola internasional setelah pertandingan persahabatan melawan Serbia dan Montenegro pada bulan Agustus 2006, dimana ia membuat penampilan ke-91 dan terakhirnya. Belakangan ia menolak untuk membatalkan keputusannya meskipun dibujuk oleh rekan senegara dan mantan pelatih Bruckner untuk bermain di Euro 2008.
Nedved ambil bagian dalam Praha Half Marathon pada 2010, mengakhirinya dengan catatan waktu 1:49:44. Ini adalah lomba pertamanya dalam jarak itu. Ia juga ikut dalam Prague Marathon pada 2012, mencatat waktu 3:50:02 untuk jarak 42 kilometer. Exor, perusahaan investasi milik keluarga Agnelli, mengusulkan Nedved untuk duduk di dewan direksi Juventus pada 12 Oktober 2010 Ia resmi menjadi salah satu direktur klub pada 27 Oktober 2012 Pada Januari 2013, ia dijatuhi hukuman larangan menghadiri laga Serie A selama tiga pekan setelah terbukti menghina wasit Paolo Valeri di laga Juventus kontra Sampdoria.
Nedved dijuluki Furia Ceca oleh suporter di Italia, dikenal karena kemampuan, konsistensi dan semangatnya. Di koran-koran berbahasa Inggris, Nedved dijuluki sang meriam Ceko. Meskipun bermain di sayap kiri, Nedved bisa menggunakan kedua kakinya dengan sama baiknya. Ia dikenal sebagai spesialis tendangan jarak jauh. Mantan pelatih Lazio Sven-Göran Eriksson mendeksripsikan Nedved sebagai "gelandang yang tak biasa, benar-benar sempurna".
Nedved dilahirkan dari pasangan Václav dan Anna. Ia memiliki seorang istri, Ivana, yang dinikahinya pada tahun 1992 Pasangan ini memiliki dua orang anak, dinamai seperti orang tua mereka: Ivana dan Pavel.
Memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada 2003, Nedved menjadi pemain Ceko kedua yang menerima penghargaan ini, dan yang pertama sejak pembubaran Cekoslowakia. Ia juga merupakan penerima penghargaan Golden Foot yang kedua pada 2004 Sepanjang karirnya Nedved telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti pemain Ceko Terbaik Tahun Ini empat kali dan menerima Bola Emas enam kali. Nedved pensiun setelah berakhirnya musim 2008-09, setelah 19 tahun sebagai pemain profesional. Ia bermain 501 kali di level klub dan mencetak 110 gol. Di level internasional, ia 91 kali membela negaranya dan mencetak 18 gol.
Lahir di sebuah kota kecil bernama Cheb dan dibesarkan di kota tetangga Skalná, Nedved memulai karirnya di negara asalnya. Sebagai seorang penggemar sepak bola sejak kecil, Nedved mulai bermain untuk tim di dekat rumahnya, Tatran Skalná, pada tahun 1977, pada usia lima tahun. Ia kemudian pindah ke Ruda Hvězda Cheb pada tahun 1985, tetapi hanya satu musim bermain di sana sebelum pindah ke Skoda Plzeň, klubnya untuk lima tahun ke depan. Nedved mulai bermain untuk Dukla Praha pada 1991, tetapi hanya bermain selama satu musim sebelum bergabung dengan rival sekota Dukla, Sparta Praha, pada 1992 Bersama Sparta, Nedved memenangkan satu Liga Pertama Cekoslowakia, dua Liga Gambrinus dan satu Piala Ceko. [3] Penampilannya di Euro 1996, termasuk satu gol di laga fase Gurp melawan Italia, mulai melambungkan namanya. Meskipun diketahui telah mencapai kesepakatan lisan dengan PSV Eindhoven, Nedved akhirnya angkat kaki dari Sparta menuju klub Serie A Italia, Lazio pada 1996.
Nedved mencetak gol pertamanya di liga ke gawang Cagliari pada 20 Oktober 1996 dan mengakhiri musim 1996-97 dengan tujuh gol. Nedved dengan cepat menjadi bagian penting dari skuat Lazio dan mencetak empat gol di tiga laga awal klub pada musim 1997-98. Lazio mencetak rekor 24 pertandingan tak terkalahkan dari November 1997 sampai April 1998, berakhir di tangan Juventus, dimana Nedved diusir keluar oleh wasit. Musim itu, Lazio menjuarai Coppa Italia 1997-98, dan juga mencapai partai final Piala UEFA 1997-98. Nedved dan Lazio memulai musim 1998-99 dengan memenangkan Supercoppa Italiana; Nedved menjebol gawang Juventus dan Lazio menang 2-1. Ia juga berperan penting dalam perjalanan Lazio memenangkan Piala Winners UEFA yang terakhir, mencetak gol ke gawang Lausanne di putaran pertama dan di dua pertandingan perempatfinal melawan Panionios, dimana mereka menang agregat 7-0. Di final, ia mencetak gol pengunci kemenangan 2-1 atas Mallorca Gol tersebut merupakan gol terakhir di Piala Winners, karena turnamen ini dihapus pada musim berikutnya.
Meskipun Nedved menandatangani kontrak baru yang akan mengikatnya di Olimpico selama empat tahun ke depan pada April 2001, Lazio berusaha untuk menjualnya, bersama dengan Juan Sebastian Veron. Usaha ini memicu protes kepada presiden klub Sergio Cragnotti dari kalangan suporter pada musim panas 2001 Nedved akhirnya dijual ke Juventus, sementara Verón berlabuh di Manchester United.
Selama lima musim bersama Lazio, Nedved dihubung-hubungkan dengan berbagai klub seperti Manchester United dan Chelsea, namun akhirnya memilih untuk bergabung dengan Juventus pada tahun 2001 dengan biaya € 41 juta. Ia dipandang sebagai pengganti Zinedine Zidane, legenda Prancis yang pindah ke Real Madrid pada musim panas yang sama. Nedved bermain secara rutin di skuat Juventus yang memenangkan scudetto pada musim 2001-02 dan 2002-03. Nedved berperan krusial dalam kemenangan juara liga Juventus pada 2003, namun ia juga merupakan sosok yang kontroversial. Ia keluar dari Asosiasi Pesepakbola Italia sebagai bentuk protes pembatasan pemain non-Uni Eropa di Serie A, mengingat negara asalnya belum menjadi anggota UE sampai 2004 Nedved turut membawa Juventus ke final Liga Champions UEFA 2003 melawan Milan, tapi ia tak bisa bermain di final karena terkena akumulasi kartu setelah menerima kartu kuning karena melakukan pelanggaran terhadap gelandang Real Madrid, Steve McManaman di semifinal.
Musim 2004-05 merupakan masa sulit baginya, karena harus beristirahat selama dua bulan karena cedera lutut dan kepala.Situasi ini membuatnya mengancam akan pensiun dari sepak bola pada April 2005.Meskipun Juventus mengakhiri musim dengan menggondol gelar juara liga dan mengulanginya kembali musim berikutnya, gelar -gelar ini dicabut karena skandal calciopoli, dimana Juventus dihukum karena terbukti terlibat dalam skandal pengaturan skor. Skandal ini menyebabkan Juventus didegradasi ke Serie B meskipun merupakan pemuncak klasemen akhir, dan banyak pemain bintang seperti Fabio Cannavaro dan Lilian Thuram meninggalkan klub, dan masa depan mereka yang tersis tak jelas. Setelah Piala Dunia, Nedved membantah rumor kepergiannya dengan menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Juventus kembali ke divisi teratas.Meskipun begitu, satu musim di Serie B tampaknya tak terlalu baik untuknya. Ia dilarang bermain selama lima pertandingan setelahh menerima kartu merah pada laga kontra Genoa pada Desember 2006, yang membuatnya kembali mengancam untuk pensiun. Namun, ia akhirnya tetap bersama Juventus sampai akhir musim, mencetak sebelas gol untuk membantu Si Nyonya Tua menjuarai Serie B 2006-07.Nedvěd bermain dalam sebuah latih tanding pada 2007.
Pada musim 2007-08, Juventus kembali bermain di Serie A. Ia kembali rutin bermain untuk Bianconeri, menjadi pilihan utama untuk posisi sayap kiri dan mencetak dua gol sepanjang musim tersebut. Tapi, ia tak pernah lepas dari kontroversi. Nedved dikecam pada November 2007 setelah tekelnya mematahkan fibula gelandang Inter Milan, Luis Figo. Pada April 2008, Nedved menghabiskan semalam di rumah sakit setelah terkena gegar otak karena berbenturan dengan Roberto Guana dalam laga kontra Palermo.
Nedved mencetak gol perdana Juventus di musim 2008-09 di laga yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Artemio Franchi, kandang Fiorentina. Ia juga mencetak dwigol ke gawang Bologna dalam kemenangan tandang 2-1 pada Oktober 2008 Pada 26 Februari 2009, Nedved mengumumkan bahwa ia akan pensiun di akhir musim. Ia menyatakan pengunduran dirinya bukanlah karena "alasan finansial", tetapi untuk lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarganya. Pada 10 Maret 2009, Nedved diusulkan karena cedera setelah bermain selama 12 menit dalam laga putaran kedua 16 besar Liga Champions melawan Chelsea. Juventus akhirnya kalah agregat 3-2. Ia pensiun di akhir musim, mendapat kehormatan untuk mengenakan ban kapten di laga terakhirnya melawan mantan timnya Lazio dan membantu proses terciptanya gol Vincenzo Iaquinta, yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Juventus.
Nedved mulai bermain untuk tim muda Cekoslowakia pada 1988, mewakili negaranya di tingkat U15 sebelum terus naik ke tim U16, U17 dan U18. Pada tahun 1992, ia tampil pertama kalinya untuk Cekoslowakia U-21, dan terus tampil sebanyak tujuh kali antara tahun 1992 dan 1993.
Nedved tampil pertama kali membela Republik Ceko pada bula Juni 1994, dimana mereka menang 3-1 atas Republik Irlandia. Turnamen utamanya yang pertama adalah Euro 1996, dimana ia mencetak gol internasional pertamanya di tingkat senior dan membantu negaranya mencapai partai final.
Republik Ceko tidak difavoritkan untuk menang atas Jerman di laga perdana mereka; meskipun mendapat dua peluang, Nedved gagal mencetak gol dan Jerman memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-0. Nedved menjadi salah satu dari sepuluh pemain yang mendapat kartu kuning. Namun, Nedved berperan penting dalam membantu pertahanan Ceko, mengusir sebuah tembakan keras dari Christian Ziege keluar lapangan.
Nedved mencetak gol internasional pertamanya di level senior ke gawang Italia, membuat Republik Ceko unggul hanya empat menit setelah peluit dimulainya pertandingan. Meskipun Italia berhasil menyamakan kedudukan di babak pertama, mereka harus bermain dengan sepuluh orang dan Ceko mencetak gol kedua sebelum turun minum. The match ended 2-1. Nedved bermain di laga ketiga fase grup, menghadapi Rusia, tetapi menerima kartu kuning keduanya di kejuaraan tersebut. Republik Ceko berhasil menahan imbang Rusia 3-3 dan melaju ke babak gugur.
Karena akumulasi kartu, Nedved kehilangan kesempatan membela Ceko di partai perempatfinal melawan Portugal. [49] Namun, Ceko berhasil menang tanpanya dan melaju. Di partai semifinal melawan Perancis, Nedved terpilih sebagai man of the match dan Ceko melaju ke partai final setelah memenangkan adu penalti, dengan Nedved menjebol gawang Prancis sebagai eksekutor kedua. Ia dan Ceko kembali bertemu Jerman di final, tetapi kalah 2-1 setelah gol emas yang dicetak Oliver Bierhoff.
Di Euro 2000, Nedved tidak dapat berlatih seperti biasanya karena cedera pergelangan kaki. Di laga perdana Ceko melawan Belanda, tembakan-tembakan Nedved dan Jan Koller selalu membentur tiang sebelum Belanda berhasil mencetak gol kontroversial lewat titik putih sesaat sebelum peluit akhir ditiup. Dan di laga kedua, melawan Prancis, Nedved dilanggar di kotak dua belas pas, memberikan penalti untuk Ceko yang dieksekusi oleh Karel Poborský untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Meskipun berhasil melepaskan beberapa tembakan ke gawang, Nedved gagal menaklukkan kiper Fabien Barthez dan Prancis memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-1. Nedved tampil di laga grup ketiga, melawan Denmark, tetapi kemenangan 2-0 mereka jadi sia-sia dan terpaksa angkat kaki lebih dulu dari turnamen itu. Setelah berakhirnya Euro, Nedved mengambil alih ban kapten tim nasional dari Jiří Němec.
Di Euro 2004 ia berperan penting di laga fase grup kontra Belanda. Tertinggal dua gol setelah 19 menit, Ceko berhasil membalikkan keunggulan menjadi 3-2 dengan Nedved bermain dengan luar biasa. Sembilan pemain, termasuk Nedved, diistirahatkan pada pertandingan melawan Jerman, dimana mereka telah memastikan kelolosan ke babak gugur. Ia menerima kartu kuning di partai perempatfinal melawan Denmark, yang kemudian dibatalkan setelah proses banding. Ini berarti Nedved tidak akan tampil di final jika ia mendapat satu lagi kartu kuning di partai semifinal kontra Yunani dengan asumsi Ceko menang.Nyatanya, Ceko harus bertekuk lutut dari Yunani; Nedved sendiri mengalami cedera lutut dan diusulkan. Setelah kekalahan Nedved mengumumkan pensiun dari sepak bola internasional. Bersama Petr Cech dan Milan Baros, ia terpilih masuk ke dalam Tim Terbaik Turnamen.
Setelah bujukan dari pelatih Karel Bruckner dan rekan-rekan senegaranya, Nedved memutuskan untuk membatalkan pensiunnya untuk menghadapi putaran play-off Piala Dunia 2006 melawan Norwegia, dimana Ceko berhasil menang dan melaju ke putaran final untuk pertama kalinya sejak pecahnya Cekoslowakia. Keikutsertaannya di Piala Dunia sempat nyaris terganjal cedera lutut pada bulan Juni 2006, meskipun pada akhirnya ia tetap bermain.
Di laga pertama, Republik Ceko berhasil menang telak 3-0 atas Amerika Serikat tetapi kehilangan beberapa pemain kunci karena cedera dan akhirnya kalah di dua laga tersisa kontra Ghana dan Italia, dan Ceko akhirnya mengakhiri turnamen di peringkat ketiga grup. Nedved sempat mengira bahwa ia mencetak gol di laga kontra Ghana, tetapi dideklarasikan offside oleh wasit segera setelah ia mulai merayakannya. Nedved mendapat beberapa peluang saat melawan Italia, tetapi berhasil diamankan oleh rekan setimnya di Juventus, Gianluigi Buffon. Nedved akhirnya mengumumkan pensiun dari sepak bola internasional setelah pertandingan persahabatan melawan Serbia dan Montenegro pada bulan Agustus 2006, dimana ia membuat penampilan ke-91 dan terakhirnya. Belakangan ia menolak untuk membatalkan keputusannya meskipun dibujuk oleh rekan senegara dan mantan pelatih Bruckner untuk bermain di Euro 2008.
Nedved ambil bagian dalam Praha Half Marathon pada 2010, mengakhirinya dengan catatan waktu 1:49:44. Ini adalah lomba pertamanya dalam jarak itu. Ia juga ikut dalam Prague Marathon pada 2012, mencatat waktu 3:50:02 untuk jarak 42 kilometer. Exor, perusahaan investasi milik keluarga Agnelli, mengusulkan Nedved untuk duduk di dewan direksi Juventus pada 12 Oktober 2010 Ia resmi menjadi salah satu direktur klub pada 27 Oktober 2012 Pada Januari 2013, ia dijatuhi hukuman larangan menghadiri laga Serie A selama tiga pekan setelah terbukti menghina wasit Paolo Valeri di laga Juventus kontra Sampdoria.
Nedved dijuluki Furia Ceca oleh suporter di Italia, dikenal karena kemampuan, konsistensi dan semangatnya. Di koran-koran berbahasa Inggris, Nedved dijuluki sang meriam Ceko. Meskipun bermain di sayap kiri, Nedved bisa menggunakan kedua kakinya dengan sama baiknya. Ia dikenal sebagai spesialis tendangan jarak jauh. Mantan pelatih Lazio Sven-Göran Eriksson mendeksripsikan Nedved sebagai "gelandang yang tak biasa, benar-benar sempurna".
Nedved dilahirkan dari pasangan Václav dan Anna. Ia memiliki seorang istri, Ivana, yang dinikahinya pada tahun 1992 Pasangan ini memiliki dua orang anak, dinamai seperti orang tua mereka: Ivana dan Pavel.
0 komentar:
Posting Komentar